Selasa, 22 November 2011

Komunikasi Dan Budaya

Istilah kebudayaan berasal dari kata sansekerta Buddayah sebagai bentuk jamak dari Buddhi yg berarti “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Bahasa Inggrisnya adalah culture yg berasal dari kata latin colere artinya “mengolah, mengerjakan” atau “sebagai segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam”.

Peranan Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
Salah satu wujud kebudayaan ideal yg berfungsi mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan tingkah laku masyarakatnya. Jadi fungsi kebudayaan adalah memberikan tuntutan dan tuntunan kepada masyarakatnya. Budaya menuntun masyarakat untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat, dan menuntunnya jika menyimpang dari norma – norma sosial yg berlaku.
Dalam studi kebudayaan memang dikenal adanya istilah “harapan budaya” (culture expectation), yakni harapan masyarakat dari suatu kebudayaan kepada para anggotanya untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat yg berlaku.

Pengaruh Kebudayaan dalam Komunikasi
Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan komunikasi memberi makna terhadap pesan yg diterimanya. Semakin besar kemampuan komunikasi memberi makna pada pesan yg diterimanya, semakin besar pula kemungkinan komunikasi memahami pesan tersebut.
Komunikasi pada prinsipnya memang merupakan proses penafsiran atau pemberian makna terhadap pesan – pesan. Sebelum mengirim pesan tersebut, komunikan mengolah pesan dan menafsirkannya, apakah makna yg dikandung pesan tersebut telah memenuhi tujuan komunikator dalam penyampaian maksudnya.
Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan budaya berupa nilai – nilai, norma, dan keyakinan yg dianut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang – orang yg mempunyai latar belakang budaya yg berbeda. Perbedaan budaya tersebut terdapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, Negara, hingga dunia.
Bentuk komunikasi antar budaya:
1. Komunikasi antar budaya
2. Komunikasi antar ras yg berbeda atau komunikasi antar etnis
3. Komunikasi antar kelompok agama yg berbeda
4. Komunikasi antar bangsa yg berbeda (Komunikasi Internasional)
5. Komunikasi antar subkltur yg berbeda
6. Komunikasi antara subkultur dan kultur yg dominan
7. Komunikasi antar jenis kelamin

Komunikasi dan Budaya Menurut Penulis Heru Sutadi

Komunikasi dan budaya secara timbal balik saling berpengaruh satu sama lain. Budaya dimana secara individu-individu disosialisasikan, akan berpengaruh terhadap cara mereka dalam berkomunikasi. Dan cara bagaimana individu-individu itu berkomunikasi, dapat mengubah budaya yang mereka miliki dari waktu ke waktu. Hanya saja, kebanyakan analisis tentang komunikasi antarpribadi mengabaikan hubungan ini dan aspek budaya menjadi kosong dalam studi komunikasi. Sebaliknya, studi-studi tentang komunikasi lintas budaya, menguji pengaruh budaya terhadap komunikasi. Kebanyakan analisis tentang komunikasi lintas budaya membandingkan dan mempertentangkan pola-pola komunikasi dari berbagai macam budaya (Gudykunst & Ting-Toomey, 1988).

Budaya
Ada banyak definisi tentang budaya (lihat Kroeber & Kluckhon, 1952), namun tidak ada sebuah konsensus terhadap suatu defenisi. Konsep bahwa budaya dapat dilihat sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia (Herskovits, 1955) atau sebagai sebuah sistem makna yang dimiliki bersama (Geerzt, 1973), hanya merupakan dua kemungkinan konseptualisasi. Budaya juga telah disamakan dengan komunikasi. Hall (1959), menyakini bahwa “budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya” (hal 169). Birdwhistell (1970) mengambil posisi yang sedikit berbeda, budaya dan komunikasi merupakan istilah yang mempresentasikan dua pandangan yang berbeda atau metode representasi dan keterhubungan yang terpola dan terstruktur. Sebagai “budaya” fokusnya terletak pada struktur, sebagai “komunikasi” fokusnya terletak pada proses (hlm. 318).

Keesing (1974) mengisolasikan dua pendekatan utama untuk mengidentifikasikan budaya, yaitu budaya sebagai sistem yang adaptif dan budaya sebagai sistem yang ideal. Bagi orang yang melihat budaya sebagai hal yang adaptif, mereka memiliki kecenderungan untuk melihat budaya sebagai hal yang menyatukan orang-orang untuk sistem ekologi dimana mereka hidup. Harris (1968), misalkan, berpendapat bahwa budaya menurun kepada pola prilaku yang diasosiasikan dengan kelompok orang tertentu, yaitu untuk “kebiasaan” atau untuk “prinsip hidup” seseorang. Para teoritis budaya yang berpandangan seperti ini, melihat budaya sebagai perkembangan menuju keseimbangan.

Teori-teori ideal dari budaya memandang budaya sebagai sistem kognitif atau sistem simbolik. Goodenough (1961) berpendapat, budaya “terdiri dari standar-standar untuk memutuskan apakah sesuatu itu, untuk memutuskan apa yang dapat, untuk memutuskan apa yang dirasakan seseorang mengenai hal tersebut, untuk memutuskan apa yang harus dilakukan mengenai hal itu dan untuk memutuskan bagaimana caranya melakukan sesuatu itu“ (hlm. 522). Geerzt (1966) sebagai salah satu dari pendukung utama aliran “budaya sebagai sistem simbolik” berpendapat, masalah tentang analisa budaya sebanyak masalah dalam menentukan kebebasan sebagai keterikatan, teluk juga jembatan. Citra yang cocok, kalau seseorang harus punya tentang budaya organisasi, bukan jaring laba-laba atau gundukan pasir. Penggunaan gurita oleh Geertz sebagai metafora untuk memahami kebudayaan, bahwa kebudayaan ditata sekaligus tak tertata pada waktu yang bersamaan.

Keesing berargumen bahwa ada beberapa masalah dengan kedua pendekatan pokok atas kebudayaan. Pandangan kebudayaan sebagai sistem adaptif bisa mengarahkan kita pada reduksi kognitif, sementara pandangan kebudayaan sebagai sistem simbolik bisa mengarahkan kita untuk melihat dunia simbol budaya sebagai hal yang secara semu seragam. Untuk mengatasi permasalahan dalam kedua tipe definisi tersebut, Keesing meminjam pembedaan antara kompetensi dan performasi linguistik untuk menjelaskan kebudayaan. Keesing menunjukan bahwa kebudayaan harus dipelajari dalam latar sosial dan ekologis, dimana di dalamnya manusia berkomunikasi satu sama lain. Rohner (1984) berpendapat bahwa seorang individu adalah anggota kelompok masyarakat, seorang individu berpartisipasi dalam sistem sosial dan saling berbagi kebudayaan.

Keesing (1974) menekankan bahwa budaya merupakan teori mengenai “permainan yang dimainkan” dalam masyarakat. Secara umum dia mengemukakan bahwa kita sangat tidak sadar akan aturan-aturan permainan yang sedang dimainkan, tapi kita berperilaku seolah-olah ada kesepakatan umum mengenai aturan-aturan itu. Sebagai ilustrasi, jika kita bertemu dengan orang asing dari Mars dan orang itu (Martian) meminta kita untuk menjelaskan mengenai aturan-aturan dari budaya kita, kita mungkin tidak bisa mendeskripsikan banyak hal mengenai aturan itu karena kita sangat tidak sadar akan aturan-aturan itu.

Keesing (1974) berpendapat bahwa kita menggunakan teori kita mengenai permainan yang dimainkan untuk menginterpretasikan sesuatu yang tidak lazim yang kita jumpai. Kita juga menggunakan teori dalam berinteraksi dengan orang lain yang kita temui dalam masyarakat kita. Keesing juga menjelaskan bahwa anggota-anggota suatu budaya sama sekali tidak memiliki secara tepat pandangan yang sama tentang budaya. Tidak satu individupun mengetahui semua aspek budaya, dan tiap orang mempunyai pandangan yang khas tentang budaya. Meskipun demikian, teori-teori yang dianut bersama oleh anggota-anggota suatu budaya berbagi, betapapun, cukup bertumpang-tindih sehingga mereka bisa mengkoordinasikan prilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

* Gudykunst, William B., Ting-Toomey, Stella. Communication in Personal Relationships Across Cultures: An Introduction, dalam Communication in Personal Relationships Across Cultures, William B. Gudykunst et al. (ed.). Thousan Oaks: Sage Publications.
Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi suatu Pengantar, Dedy Mulyana
Communication Between Cultures, Larry A. Samovar & Richard E. Port
- Komunikasi Dan Budaya, Heru Sutadi 
- humaspdg.files.wordpress.com/2010/05/0akulturasibudaya.jpg

Model - Model Komunikasi

Model sebagai cara menunjukkan sebuah objek, yang didalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran dan hubungan antara unsur – unsur yg mendukungnya.
Model sebagai penyederhanaan teori yg disajikan dalam bentuk gambar. Sebagai alat bantu, mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan mempresentasikan secara abstrak.

Fungsi Model Komunikasi
- Melukiskan proses komunikasi
- Menunjukkan hubungan visual
- Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
- Mengetahui suatu hal secara keseluruhan mununjukkan fakta metode baru yg tidak diketahui
- Memperkirakan tentang hasil atau akibat yg akan dicapai
- Menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yg sederhana

Model Dasar Komunikasi
1. Model Komunikasi Linear (Satu Arah)
Model ini didasari paradigm stimulus - respons. Komunikan akan memberikan respons sesuai stimulus yg diterima.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung 1 arah dan relative tanpa umpan balik, dan karenanya di sebut linear.

2. Model Komunikasi Sirkuler (Dua Arah)
Model ini menyatakan adanya umpan balik dengan intensitas yg lebih tinggi, dimana kedudukan antara komunikator dan komunikan relatif setara.

3. Model Komunikasi Spiral
Model spiral menggambarkan bagaimana aspek – aspek yg berbeda dari suatu proses komunikasi terus berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.

Model – Model Penganut Komunikasi
- Model Aristoteles
- Model Lasswell







- Model Shannon
-Model Schramm
- Model Noelle – 

Komunikasi Nonverbal

Definisi dan Batasan Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai berikut, Non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata.
Menurut Adler dan Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, batasan yg sederhana tersebut merupakan langkah awal untuk membedakan apa yg disebut dengan vocal communication yaitu tindak komunikasi yg menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindak komunikasi yg menggunakan kata-kata. Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan lisan yg dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan.

Perbedaan antara Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Antara komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yg tidak dapat dipisahkan, dalam arti, kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada 3 perbedaan utama di antara keduanya yaitu, kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakanatau pesan (the degree of symbolism in act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism). Uraiannya:

A Kesengajaan (intentionality)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambing atau kode verbal.

B. Perbedaan-perbedaan simbolik (symbolic difference)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu ‘pesan’ oleh orang lain.
Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yg sama dalam sebuah cara yg berubah-ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.

C. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yg berfungsi mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (reflex) dan sosiologis (perilaku yg dipelajari dan perilaku sosial).

Jenis – jenis komunikasi nonverbal

~ Komunikasi Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

~ Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

~ Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

~ Gerakan Tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
Contoh paling menonjol lihat video Pantonin yang saya lampirkan di bawah ini

~ Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
sumber: Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja,dkk, video youtube

Komunikasi Antar Pribadi

Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Definisi komunikasi antar pribadi dapat di lihat dari 3 perspektif, yaitu:
1. Perspektif Komponensial
Yaitu, perspektif yang memahami komunikasi antar pribadi dengan melihat komponen – komponennya. Komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara 2 orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik.

2. Perspektif Pengembangan
Menurut perspektif ini, komunikasi adalah suatu proses yg berkembang, yaitu dari yg bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim.

3. Perspektif dilihat dari hubungannya
Dalam pandangan ini, komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai komunikasi yg terjadi di antara 2 orang yg mempnyai hubungan yg terlihat jelas di antara mereka. Melalui komunikasi antar pribadi, hubungan diantara 2 orang dapat dibentuk.

Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan memperbincangkan tentang diri kita pada orang lain, kita akan membuat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.

2. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik, yakni tentang obyek, kejadian – kejadian orang lain. Banyak informasi yg kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagian besar waktu yg kita gunakan dalam komunikasi antar pribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

4. Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sukap dan perilaku orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita mempersuasi orang lain.

5. Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Bercerita dengan teman tentang kegiatan akhir pecan, membicarakan olah raga, menceritakan kejadian – kejadian lucu, dan pembicaraan – pembicaraan lain yg hampir sama merupakan kegiatan yg bertujuan untuk memperoleh hiburan.

6. Membantu
Dengan menceritakan masalah kita pada orang lain. Maka akan mendorong orang lain membantu memecahkan masalah kita.

Efektifitas Komunkasi Antar Pribadi
A. Dari Perspektif Humanistik
Perspektif ini menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif, dan kesamaan. Pada umumnya sifat – sifat ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.

B. Dari Perspektif Pragmatis
Perspektif pragmatis atau perilaku, menekankan manajemen interaksi, kebersamaan, dan sifat – sifat umum yg membantu mencapai berbagai tujuan yg diinginkan dalam komunikasi antar pribadi.

Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Dedy Mulyana
- Komunikasi antar manusia, Joseph A. Devito

Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan kepada khalayak yg luas dimana pesan media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak. Dengan kata lain, komunikasi dilakukan melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, internet, dan sebagainya.

Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi media massa dibagi menjadi dua berdasarkan medianya, yaitu:

a. Media Elektronik
menggunakan media elektronik dan bentuk pesan dari proses ini adalah,
1. Radio / Audio: proses dari pesan ini lebih mudah daripada televisi, karena pada televisi sudah ada jadwal – jadwal tertentu yg di-booking oleh sponsor.
2. Visual / Gambar / Foto: menggunakan foto untuk berkomunikasi dengan massa.
3. Audiovisual: penayangan gambar disertai narasi, contohnya televisi.

b. Media Cetak
Kelebihan media cetak adalahmampu menjabarkan hal – hal yg rumit hingga detail, sehingga lebih banyak mendapat respon dari khalayak.

Fungsi Komunikasi Massa
A. Fungsi terhadap masyarakat
Menurut Lasswell dan Wight, ada 4 komunikasi massa, yaitu:
1. Pengawasan Lingkungan
Fungsi ini merujuk pada upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yg terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat.

2. Kolerasi antara bagian dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
Fungsi ini meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi (memberi petunjuk atau alternative) untuk mencapai consensus dalam upaya mencegah akibat – akibat yg tidak diinginkan yg terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut.

3. Sosialisasi
Fungsi ini merujuk pada upaya transmisi dan pendidikan nilai – nilai atau norma – norma dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat hingga kepada anggota kelompoknya yg baru.

4. Hiburan
Fungsi ini merujuk pada upaya komunikasi yg bertujuan memberikan hiburan kepada masyarakat luas.

B. Fungsi terhadap individu
Menurut Samuel L. Becker, ada 7 fungsi komunikasi massa bagi individu, yaitu:
1. Pengawasan / Pencarian Informasi
Segala informasi yg menyangkut keidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Oleh karena itu, dengan mengetahui segala informasi tentang apa saja akan dapat membantu sesorang dalam berbuat sesuatu dalam mengambil keputusan dan lebih memiliki kepercayaan dalam perilakunya.

2. Mengembangkan konsep diri
Setiap individu akan selalu mencari / mengeksplorasi segala informasi yg berhubungan dengan pekerjaanya atau profesinya.

3. Fasilitas dalam hubungan sosial
Media massa membantu kita dalam pergaulan sosial. Hal ini dimungkinkan karena media massa menyediakan topik - topik yg dapat menjadi bahan pembicaraan hangat dalam pergaulan kita dengan orang – orang lain.

4. Subtitusi dalam hubungan sosial
Aspek – aspek psikologis dalam hubungan sosial kita sering kali dapatkan dalam isi pesan media massa.

5. Membantu melegakan emosi
Dari berbagai berita yg dimuat oleh media massa seperti surat kabar, radio, film, atau televisi kita seringkali terhanyut dalam suasana menyenagkan, merasa puas, atau bahkan tertawa dibuatnya.

6. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan
Dalam menghadapi pekerjaan sehari – hari, kita seringkali mengalami ketegangan / stress, bahkan kita seringkali terasing dari pergaulan dengan lungkungan sekitar kita, dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian dengan cara membaca koran, mendengarkan siaran msik radio, menonton televisi, atau pergi menonton film.

7. Sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi
Dalam kehidupan rutin kita sehari – hari, media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan hidup.

Sumber:
- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja
- Ilmu Komunikasi, Daryanto

Prinsip Dasar Komunikasi yang Efektif

~ Karakteristik Sumber
Sumber merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam hal ini, ada 3 (tiga) karakteristik sumber yang perlu diperhatikan yaitu:
a.         Credibility (kredibilitas)
Menunjuk pada suatu kondisi di mana si sumber dinilai mempunyai pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang disampaikannya, sehingga pihak penerima menjadi percaya bahwa pesan yang disampaikannya itu bersifat objektif.
b.        Attractiveness (daya tarik)
Apabila sumber dinilai “menarik” oleh penerima, maka upaya meyakinkan dan persuasi akan lebih cepat berhasil karena adanya proses identifikasi dalam diri pihak penerima.
c.         Power (kekuasaan/kekuatan)
Secara umum dapat terjadi dalam empat cara, diantaranya kharisma, wibawa otoritas, kompetensi atau keahlian, compliance atau pemenuhan.
Dengan demikian dari segi sumber keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kredibilitas, daya tarik, serta kekuatan/kekuasaannya untuk mempengaruhi pihak penerima.
                                           
~ Bentuk dan Teknik Perjanjian Pesan
Bentuk dan teknik penyajian pesan pada dasarnya mencakup 2 (dua) aspek: struktur dan daya tarik (appeals). Struktur pesan menunjuk pada cara mengorganisasikan elemen-elemen pokok dari pesan. Cara pengaturan struktur pesan mencakup 3 (tiga) hal:
1.        Sisi pesan (Message sidedness)
Pesan dapat di susun secara satu sisi (one sided) atau dua sisi (two sided).  Penyusunan yang satu sisi memberikan penekanan hanya pada posisi kepentingan pihak pengirim pesan. Biasanya yang ditonjolkan hanya hal-hal yang menyangkut kekuatan/kelebihan atau aspek positif dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan. Sementara pada penyusunan pesan yang bersifat dua sisi (two sided), disamping segi kekuatan dan aspek positif hal-hal yang merupakan kekurangan/kelemahan atau aspek-aspek negative dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan  juga ditampilkan.
2.        Urutan Penyajian (Order of presentation)
Climax versus anti climax order berkaitan dengan teknik penyajian pesan yang bersifat satu sisi (one sided). Model climax order menunjuk pada cara penyusunan pesan, dimana argument terpenting/terkuat dari isi pesan ditempatkan pada bagian akhir. Jika argument tersebut ditempatkan pada bagian awal, disebut sebagai anti climax order, semenjtara jika ditempatkan di tengah-tengah disebut sebagai pyramidal order. Recency and primacy model berkaitan dengan penyajian pesan yang bersifat dua sisi (two sided). Primacy model menunjuk pada teknik penyajian atau penyusunan pesan di mana spek-aspek positif kekuatan dari ide satu produk ditempatkan pada bagian awal, jika aspek-aspek positif/kekuatan dari ide atau produk tersebut ditempatkan di bagian akhir disebut recency model.
3.        Penarikan kesimpulan (Drawing a conclusion)
Penarikan kesimpulan atas isi penjelasan tentang suatu ide atau produk yang dikomunikasikan dapat dilakukan secara langsung dan jelas (eksplisit) dalam arti bahwa dapat juga dilakukan secara tidak langsung (implisit) dalam arti bahwa penarikan kesimpulan diserahkan kepada pihak khalayak sendiri.

Sementara itu, ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dipergunakan agar penyajian pesan menarik perhatian khalayak. Keempat pendekatan tersebut adalah: fear appeals, Rational appeals, emotional appeals, dan pendekatan humoris.

~ Karakteristik Saluran Komunikasi
Terdapat tiga saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat: saluran komunikasi personal, media massa dan media tradisional. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kombinasi penggunaan dari ketiga saluran komunikasi tersebut akan menghasilkan dampak yang lebih optimal.
Pemilihan satu atau beberapa media sebaiknya didasarkan atas 2 (dua) pertimbangan. Pertama, pertimbangan yang menyangkut karakteristik media. Kedua, pertimbangan yang menyangkut karakteristik isi dan penyajian pesan yang akan disampaikan (karakteristik kreatif).

~ Karakteristik Khalayak
Khalayak (audience), juga merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena, bagi komunikasi tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang di lakukan itu merupakan pesan-pesan yang disampaikan melalui suatu saluran medium dapat diterima/sampai ke khalayak sasaran, dipahami dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan"si komunikator. Khalayak bukanlah merupakan sekumpulan dari individu-individu yang bersikap dan bertindak “pasif”. Mereka aktif dan juga selektif. Terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian, pemahaman, tanggapan serta tindakan yang timbul. Dalam hal ini Schramm (1974) menyatakan dengan tegas bahwa seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai upayanya dari "apa yang harus dikatakan", “saluran apa yang akan dipergunakan”, atau "bagaimana cara mengatakannya", melainkan terlebih dahulu mempertanyakan "Siapa yang akan menjadi saluran penyampaian pesan". Dalam proses komunikasi massa (komunikasi melalui media massa) irmplikasi dari pernyataan Schramm tersebut bahwa sebelum komunikasi mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskannya, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Komunikator akan berubah mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator. Komunikator akan berusaha menyimpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator akan dapat menentukan "apa" yang akan disampaikan dan "bagaimana" cara menyampaikannya.
Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja

Informasi, Pesan, dan Makna

~ Konsep dan Teori Informasi
Penemuan terbaru mengatakan bahwa bumi dihuni oleh makhluk hidup sejak emapt miliar tahun yang lalu. manusia memperoleh kemampuan fisik untuk berbicara, diketahui baru antara 90ribu dan 40ribu tahun yang lalu.Teknologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar ma
syarakat baru, disebut masyarakat informasi. Menurut Rogers (1986) masyarakat informasi adalah " suatu bangsa yang mayoritas angakatan kerjanya sudah menjadi pekerja informasi"
Konsep informasi menurut Aubrey Fisher (1986) ada tiga konsep yaitu :
1. informsi menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama proses komunikasi, Informasi dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik yang dapat dipinfahkan daru satu titik ke titik yang lain.
2. Informasi menunjukkan makna data. Informasi merupakan arti atau makna yang t
erkandung dalam data peranan seseorang sangat dominan didalam memberian makna data.
3. Informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang diukur dengan cara mereduksi sejumlah alternatif yang ada, keadaan yang semakin tidak menentu akan menimbulkan banyak alternatif informasi, yang dapat digunakan untuk mereduksi ketidakpastian itu.

~ Pesan dan Makna
Pesan adalah informasi namun tidak semua informasi adalah pesan Informasi dan pesan bersifat subjektif . Mengapa ? Karena informasi dan pesan tidak pernah bebas nilai(free value). sebagai contoh, selama perang teluk kedua (2003), televisi Aljazeera cenderung menyampaikan berita perang Irak dari sudut pandang mereka. dikatakan bahwa pasukan Sekutu (Amerika Serikat dan Inggris) sbegai invader ke Irak, Karena Irak merupakan negara yang berdaulat. sementara CNN memiliki sudut pandang yang berbeda di dalam memberitakan perang yang sama. CNN menyiarkan bahwa pasukan sekutu sebagai dewa pembenas bagi rakyat irak yang tertindas rejim Sadam Husain. Jelas sekali bahwa pesan yang di sampaikan punya tujuan yang berbeda , pesan disampaikan pada individu atau khalayak mempunyai tujuan untuk mengubah sikap,pendapat,dan perilaku individu atau khalayak.

Carl I. Hoveland (1953) mengungkapkan sebagai " Communication process is the process by which an individual (the communicator) transmits stimulus (ussually verbal symbol) to modifty the behavior or other individuals (the audience)"

~ Masalah bahasa dan komunikasi
Kualitas informasi sangat ditentukan oleh pengetahuan,pengalaman selera,dan iman seseorang yang mengolah situmulus menjadi informasi. 
 
Burch (1986) mengatakan bahwa sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh kecermatan,waktu dan relefansinya keakuratan informasi bila informasi tersebut terbebas dari bias.

Jung (1953) mengajukan teori mengenai bagaimana individu akan memilih data yang akan menjadi masukan, dan mengolahnya menjadi informasi.
 
Ada seseorang yang lebih percaya pada panca inderanya (pengamat untuk menangkap data) ada yang menangkap data secara intuitif melalui persepsi subjektifnya. pada pengolahan data terdapat dua pola, yaitu jenis pemikir dan perasa. Implikasi dari teori jung tersebut adalah bahwa data yang sama akan di olah menjadi informasi yang berbeda.
 
Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Dr. Wiryanto, MA

PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi melibatkan 4 unsur utama:
1.      1. Sumber / Pengirim pesan / komunikator / source / encoder
    Yaitu seseorang atau sekelompok orang yg mengambil inisiatif menyampaikan pesan.
2.     2.  Pesan / Informasi / Message
    Biasanya dalam bentuk lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis secara lisan, gambar, dan angka.
3.     3.  Saluran / Media / Channel
    Yaitu sesuatu yg dipakai sebagai alat penyampaian / pengirim pesan. (contoh TV. Telepon, HP)
4.      4. Penerima / Komunikan / receiver / decoder
    Yaitu seseorang atau sekelompok orang yg menjadi sasaran penerima pesan.

Selain 4 unsur utama ada faktor lain yg juga penting dalam proses komunikasi, yaitu:
1.      1. Response
    Tindakan yg diambil komunikan setelah dia menerima pesan.
2.     2.  Umpan Balik / Feedback
    Lanjutan dari tindakan yg diambil komunikan yg berpengaruh pada kounikator.
3.     3. Noise / Gangguan
   Adalah faktor-faktor fisik ataupun psikologis yg dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses   komunikasi. Contoh faktor fisik : suara gaduh, gema suara atau segala sesuatu yg mengganggu konsentrasi  dan contoh faktor psikologis : marah, sedih, dan grogi.

Menurut “Wilbur Schramm” (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan dengan baik apabila terdapat Overlapping of Interest (Pertautan minat dan kepentingan) diantara komunikator dan komunikan. Untuk terjadinya Overlapping of Interest diperlukan adanya persamaan dalam hal kerangka referensi (Frame of Interest) dari kedua pelaku. Kerangka referensi menunjuk kepada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan, orientasi. Semakin tinggi tingkat persamaan dalam hal kerangka referensi, semakin besar pula Overlapping of Interest, dan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.

Tujuan Komunikasi:
1.      Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi adalah penemuan diri (personal discovery). Apabila berkomunikasi dengan orang lain, anda juga akan belajar mengenai diri sendiri selain juga orang lain.
2.      Berhubungan
Salah satu tujuan yg paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain (membina memelihara hubungan dengan orng lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, kemudian kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain.
3.      Meyakinkan
Media massa dapat meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan yg diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk.
4.      Hiburan
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengar pelawak, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon, mengutarakan sesuatu yg baru, dan mengaitkan dengan carita-cerita yg menarik).

Prinsip – prinsip komunikasi, yaitu:
1.      1. Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi adalah sesuatu yg bersifat dinamis, sirkular dan ridak berakhir pada suatu titik, tetapi harus berkelanjutan.

2.      2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh oang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses komunikasi. Contoh: Gerak tubuh, ekspresi wajah, dll.

3.      3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi ini kita bisa memprediksi dimensi hubungan yg ada diantara pihak-pihak yg melakukan proses komunikasi.

4.      4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yg dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yg rendah artinya tindakan komunikasi yg tidak direncanakan, sampai pada tindakan komunikasi yg betul-betul disengaja.

5.      5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yg dikirimkan oleh pihak komunikator baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirim dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6.      6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Tidak dapat di bayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi diluar norma yg berlaku di masyarakat.

7.      7. Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yg dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman, dan pendidikan.

8.      8. Semakin mirip latar belakang social budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yg sama, pendidikan yg sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yg sama untuk saling dikomunikasikan.

9.      9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.

10.  10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Maksudnya adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yg melakukan komunikasi.

11.  11. Komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yg melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yg ditimbulkan oleh pesan yg dikirimkan.

12.  12. Komunikasi bukan panacea yg menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yg dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Tingkatan Komunikasi:
1.      1. Komunikasi Intra Pribadi
    Adalah komunikasi yg paling sering terjadi dan terjadinya di dalam diri masing-masing orang.
    Contoh: menggambar, menulis, berfikir, dll.
2.      2. Komunikasi Antar Pribadi
    Adalah komunikasi yg terjadi antar pribadi / orang.
    Contoh: Berdialog, Bertelpon, dll.
3.      3. Komunikasi Dalam Kelompok
    Adalah komunikasi yg terjadi di dalam kelompok.
    Contoh: sekelompok orang mendiskusikan sesuatu.
4.      4. Komunikasi Antar Kelompok / Organisasi
    Adalah komunikasi yg terjadi antar kelompok.
    Contoh: Presentasi kelompok di kelas.
5.      5. Komunikasi Organisasi
    Adalah komunikasi yg terjadi di dalam suatu organisasi.
    Contoh: Mengungkapkan pendapat ketika ada rapat.
6.      6. Komunikasi Masyarakat Luas
    Adalah komunikasi yg dilakukan seseorang sebagai komunikator dan masyarakat luas sebagai komunikan.
Contoh: Pidato, Ceramah, dll
Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja